blog ini dalam proses pengembangan kami harapkan bimbingan dan masukan, semua saran dapat dikirim via mail kanapala@rocketmail.com , trimakasih!!!!

Rabu, 16 November 2011

KLASIFIKASI PANJAT TEBING

Berbagai macam panjat tebing berikut ini dikhususkan bagi yang ingin mengenal lebih jauh tentang kegiatan alam terbuka panjat tebing atau bagi yang ingin lebih dalam lagi dalam melakukan kegiatan tersebut. Silahkan diketahui dan untuk menambah perbendaharaan pengetahuan anda semua. Cintai alam dengan mulai mengenal medan di alam terbuka.

Bouldering
Dianggap sebagai bentuk murni dari olah raga panjat tebing yaitu memanjat problem / rute pendek yang kebanyakan enggak terlalu tinggi ( sekitar 3 m ) tanpa tali pengaman. Biasanya rutenya horisontal / menyamping. Pengaman yang digunakan biasanya crash pad atau matras empuk supaya pada saat jatuh atau kaki medarat tidak sakit / terluka.


Buildering
Hampir sama dengan bouldering hanya saja arena pemanjatan bukannya tebing alam melainkan konstruksi buatan manuasia yang dibangun bukan untuk tujuan olah raga panjat tebing seperti gedung bertingkat, jembatan, tower, tiang dll.

Toproping
Pemanjatan dengan tali pengaman yang bisa diibaratkan dengan tali timba disumur. Ember dianggap sebagai pemanjat, penimba dianggap sebagai pembelay sedangkan katrol dianggap sebagai jangkar pengaman ( anchor ) yang berada di puncak tebing. Pada saat pemanjat mulai memanjat tali yang mengambang / terulur ( slack ) ditarik oleh pembelay sehingga jika pemanjat jatuh dia tidak akan jatuh ketanah melainkan menggantung seperti ember timba yang menggantung ditengah sumur. Setelah pemanjat sampai dipuncak, pembelay mengulurkan tali untuk menurunkan si pemanjat ke tanah.

Lead Climbing
Ada dua macam yaitu Sport Climbing dan Traditional ( Trad ) Climbing. Berbeda dengan toproping dimana tali pengaman terikat ke pemanjat dan mengulur ke karabiner di puncak tebing dan kembali ke bawah terikat pada belayer, pada lead climbing tali tidak menjulur ke jangkar pengaman di puncak tebing melainkan dari belayer langsung ke pemanjat. Pada saat pemanjat mulai memanjat si belayer mengulurkan tali, kemudian pada interval ketinggian tertentu ( misalnya setiap 3 meter ) pemanjat terus memasang alat pengaman, jika dia jatuh maka belayer akan mengunci tali pengaman dan pemanjat akan menggantung pada tali yang mengulur keatas ke alat pengaman terakhir yang dia pasang.

Perbedaan dari Sport dan Trad Climbing yaitu dari rute pemanjatan. Pada Sport climbing rute yang dipanjat umumya di bolted artinya pada interval ketinggian tertentu ada besi berlubang ( hanger ) yang dipasang / ditempel ( menggunakan mur dan juga kadang lem ) pada dinding tebing. Pemanjat harus membawa beberapa quickdraws ( sepasang karabiner yang diikat oleh sling / tali nylon kuat ).Si pemanjat mengklip satu karabiner di quickdraw tersebut pada bolt yang ada didinding tebing dan kemudian mengklip tali pengaman pada karabiner yang lain.

Sedangkan pada Trad Climbing, dinding tebing benar - benar bersih dari bolts dan hangers, enggak ada pengaman buatan yang dipasang pada dinding. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Si pemanjat harus membawa alat pengaman sendiri dan memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis pemanjat pertama membuat stasiun belay untuk membelay pemanjat kedua. Pemanjat kedua yang sebelumnya membelay pemanjat pertama mulai memanjat tebing dan membersihkan ( mengambil kembali ) alat pengaman yang dipasang di dinding tebing oleh pemanjat pertama. Alat pengaman yang digunakan pada Trad Climbing ini bisa berupa friends / cams, nuts, tricams, hexagon, bigbro dll. Peralatan ini mahal dan enggak bisa sedikit, kamu harus memiliki beberapa set yang terdiri dari berbagai ukuran untuk bisa memanjat rute dengan aman dan baik. Beberapa set ini kemudian biasa disebut RACK ( baca: rak ).

Free Solo
Yaitu kategori panjat tebing yang dilakukan sendirian ( tanpa partner ) pada tebing tinggi tanpa tali pengaman. Alat yang dipakai hanya sepasang sepatu panjat tebing dengan kantong berisi kapur. Jenis pemanjatan ini hanya dilakukan oleh profesional yang sudah bergelut lama dengan tebing. Pemanjat free solo yang bijak biasanya hanya memanjat rute yang sudah ia kenal dengan baik dan ia panjat berkali - kali dengan pengaman. Dia juga sudah tahu betul batas kemampuannya dan tidak pernah memanjat rute yang dianggapnya sulit. Kalaupun ia mentok ditengah jalan ia berani mundur dengan balik turun ke bawah dan bukannya nekad meneruskan pemanjatan ke puncak tebing. Dua free soloer yang sangat terkenal yaitu John Bachar ( USA ) dan Peter Croft ( Canada ).

Semua tipe pemanjatan di atas masuk kedalam golongan FREE CLIMBING artinya pada saat pemanjatan, pemanjat hanya menggunakan tangan dan kaki dan tebing panjat untuk naik keatas mencapai akhir rute panjat. Kamu tidak boleh menarik tali quickdraws, menginjak bolts, menggantung pada tali pada saat memanjat. Golongan kedua yaitu AID CLIMBING. Aid artinya alat, dalam golongan ini tidak peduli bagaimana caranya, dengan berbagai macam alat, bahkan tangga yang terbuat dari tali tambang, kamu bisa sampai ke puncak. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu:

Big Wall Climbing
Pemanjatan yang biasanya dilakukan berhari - hari dengan melakukan kemping di tebing panjat. Para pemanjat membawa berbagai peralatan yang dapat mempermudah akses vertikal. Ini tipe panjat tebing yang paling banyak memerlukan alat, karena bukan saja alat panjat tetapi juga alat kemping dll.

Tiga jenis panjat lain yaitu Ice Climbing ( memanjat es ), Mixed Climbing ( memanjat campuran tebing batu dan es ) dan Mountaineering / Alpine Climbing ( memanjat gunung - gunung tinggi melewati gunung salju, glasier dan puncak - puncak bukit )

Setiap pemanjat bisanya memulai karir panjat tebingnya dari bouldering, kemudian toproping untuk jangka waktu yang cukup sampai dia percaya diri untuk beranjak ke lead climbing. Ada kesan bahwa pemanjat belum benar - benar melakukan panjat tebing bila levelnya belum sampai ke Lead Climbing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar