Dalam bergerak, sering dijumpai
kondisi medan yang sulit dilewati dengan hanya mengandalkan teknik pegangan
biasa. Untuk itu, ada beberapa gerakan khusus yang penting diketahui.
a. Layback
Diantara dua tebing yang
berhadapan dan membentuk sudut tegak lurus, sering dijumpai suatu retakan yang
memanjang dari bawah ke atas. Gerakan ke atas untuk kondisi tebing seperti itu
dengan mendorong kaki pada tebing di hadapan kita dan menggeser-geserkan tangan
pada retakan tersebut ke atas secara bergantian pada saat yang sama. Gerakan
ini sangat memerlukan pengerahan tenaga yang besar, karenanya gerakan harus
dilakukan secara tepat sebelum tenaga kedua tangan habis.
b. Chimney
Bila kita menemukan dua tebing
berhadapan yang membentuk suatu celah yang
cukup besar untuk memasukkan tubuh, cara yang dilakukan adalah dengan chimney yaitu dengan menyandarkan tubuh pada tebing yang satu dan menekan atau mendorong kaki dan tangan pada dinding yang lain. Tindakan selanjutnya adalah dengan menggeser-geserkan tangan, kaki dan tubuh sehingga gerakan ke atas dapat dilakukan. Berdasarkan lebar celah batu yang kita hadapi, maka chimney dapat dibagi atas:
cukup besar untuk memasukkan tubuh, cara yang dilakukan adalah dengan chimney yaitu dengan menyandarkan tubuh pada tebing yang satu dan menekan atau mendorong kaki dan tangan pada dinding yang lain. Tindakan selanjutnya adalah dengan menggeser-geserkan tangan, kaki dan tubuh sehingga gerakan ke atas dapat dilakukan. Berdasarkan lebar celah batu yang kita hadapi, maka chimney dapat dibagi atas:
- Wriggling
Wriggling dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga cukup untuk tubuh saja.
Wriggling dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga cukup untuk tubuh saja.
- Backing Up
Backing Up dilakukan pada celah yang cukup luas, sehingga badan dapat menyusup dan bergerak lebih bebas.
Backing Up dilakukan pada celah yang cukup luas, sehingga badan dapat menyusup dan bergerak lebih bebas.
- Bridging
Bridging dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga hanya dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya.
Bridging dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga hanya dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya.
c. Mantelshelf
Dilakukan bila menghadapi suatu
tonjolan datar atau flat yang luas sehingga dapat menjadi tempat untuk berdiri.
Caranya yaitu dengan menarik tubuh dengan kekuatan tangan dan tolakan kaki
sehingga dapat melalui tonjolan tadi. Salah satu kaki kemudian menginjak
dataran batu tersebut sejajar dengan tangan, disusul dengan kaki yang lainnya.
d. Cheval
Cara ini dilakukan pada batu yang
biasa disebut arete yaitu bagian punggung tebing batu dengan bidang yang sangat
tipis dan kecil.Pendaki yang menggunakan cara ini mula-mula duduk seperti
menungang kuda pada arete, lalu dengan kedua tangan menekan bidang batu
dibawahnya, ia mengangkat atau memindahkan tubuhnya ke atas.
e. Traversing
Adalah gerakan menyamping atau
horisontal dari suatu tempat ke tempat lain. Gerakan ini dilakukan untuk
mencari bidang batu yang baik untuk dipanjat, untuk mencari rute yang
memungkinkan menuju ke atas. Karena gerakan ini horisontal, biasanya lebih
banyak digunakan tangan dari pada kaki ( hand traveserse ).
f. Slab Climbing / Friction
Climbing
Dilakukan pada tebing yang licin
dan tanpa celah atau rekahan serta kondisi tidak terlalu curam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar